Bismillah....
السلام عليكم ورحمة الله وبركته.....
Alhamdulillah atas segala nikmat dari Allah SWT sehingga Alisha
bisa memberikan goresan tulisan dalam bentuk ketikan ini setelah sekian lama
walaupun tulisan sebelumnya hanya sebuah kisah, bisa juga curhatan seorang
santriwati yang dramatis :D . Kali ini Insya Allah Alisha ingin ngepost nih
tentang materi keislaman mengenai sifat Qona’ah. Alhamdulillah ketika Alisha merasa
cukup dalam apapun, walaupun masih kuliah gitu ya belum bisa menghasilkan sendiri,
tapi ada aja gitu jalan untuk mencukupi ini itu dalam serba serbi anak kuliahan.
Udah... intinya sih merasa cukup aja. Yaa cukup-cukupin eheheh. Sebelum ke
materi, yuk intip pengalaman aku terlebih dahulu :D
Aku pernah ngalamin nih yang namanya diatas dan dibawah. Ketika
keluarga ku dilimpahkan harta, segala sesuatu itu ngerasa aja ada yang kurang
gitu. Terus mikirin pengen apa pengen apa yang terkadang lupa bersyukur kalau
udah menggapainya. Gitu ajaaa terus sampai tiba dimana aku dalam posisi yang menurut
ku itu menjadi level yang memang tak mengenakan. Awal mula pasti kita kaget yaa
dalam keadaannya. Namun, ketika seperti ini aku merasa Alhamdulillah jadi lebih
banyak bersyukurnya, ada jalan bayar ini itu sebagai anak rantauan ehehe.
Naaaah kalau sudah seperti itu kan kita jadi merasa kaya yaaaa karna dengan
kecukupannya itu. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, yang selalu melihat keatas
tanpa melihat kebawah sehingga kita merasa miskin karna melihat kepada
orang-orang yang lebih mencukupi dan melimpah harta dalam kehidupannya.
Aku pernah diajarkan bagaimana sikap kita jika kita hidup dalam
kehidupan yang susah. Seberapapun harta yang kita punya, ingat, bahwa itu
bukanlah milik kita sepenuhnya. Ada hak orang lain dengan apa yang kita punya.
Disitulah Allah akan melimpahkan berlipat-lipat sehingga kita selalu merasa
dalam keadaan berkecukupan. “10% milik orang “ seperti itulah kata ustadz fiqih
aku di Aliyah. Subhanallah....
Naah...
aku punya materi niyy mengenai Qona’ah. Ada sedikit goresan mengenai Qon’aah
yaitu bagaimana sih kita memperoleh rasa Qona’ah itu dan bisa menjadi kaya
dengan Qona’ah. Yuk mari... Bismillah...
Menjadi Kaya dengan Qona’ah
Manusia memang tidak mudah untuk meyakini bahwa dengan apa yang
telah diraih di dunia ini adalah cukup. Terkadang ketika kita telah diberikan
nikmat, lupa akan bersyukur kepada Allah SWT, bahkan selalu ada rasa kurang
puas, sehingga rasa ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dari pada yang telah
diraih, terus menggebu-gebu.
Dunia tempat singgah sementara telah membuat nafsu manusia, harta,
tahta banyak mengelabui langkah-langkah kita sehingga melupakan akhirat yang
abadi. Padahal dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah, akan
terasa indah jika kita selalu menysukuri nya. Begitu juga akan menghatarkan
kita kepada kecukupan (Qona’ah) untuk menggapai kekayaan di dunia dan akhirat.
Qona’ah akan diperoleh dengan cara:
1.
Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala
Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup
terhadap pemberian Allah, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiap
yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun
dia memiliki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang
bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin
sebelum mendapatkan dirham itu.
2.
Yakin bahwa Rizki Telah Tertulis.
Hadist dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu disebutkan sabda
Rasulullah SAW di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang
malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan ), maka ditulislah
rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. Al-Bukhori, Muslim,
dan Ahmad)
3.
Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung.
Terutama sekali ayat-ayat
yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais
pernah berkata, “ Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore
hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan
apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan
berpagi-pagi, (yaitu) : “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia
berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya
sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “ (QS.
Fathiir:2 )
“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang
dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya.” (QS. Yunus )
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh )”. (QS. Huud:6 )”
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempiitan.” (QS: ath-Thalaq:7 )
4.
Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki
“ Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggalkan sebahagian mereka atas
sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (QS.
Az-Zukhruf: 32)
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagiaan kamu atas sebagian (yang lain)
beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS Al-An’am:165)
5.
Banyak Memohon Qona’ah kepada Allah.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa
yang ada dan paling banyak zuhudnya.
Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian
beliau masih meminta kepada Allah SWT agar diberikan qana’ah, beliau berdoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku,
berkahilah pemberian itu dan gantilah segala luput (hilang) dariku dengan yang
lebih baik.” (HR. al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh
adz-Dzahabi)
Dan karena saking qana’ahnya, Beliau tidak meminta kepada Allah
kecuali sekedar cukup untuk kehidupan saja, dan meminta disedikitkan dalam
dunia (harta) sebagaimana sabda beliau. “ Ya Allah jadikan rizki keluarga
Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan
at-Tirmidzi)
6.
Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia
Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih
rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi SAW,
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dan kamu jangan lah melihat orang yang
lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan
nikat Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
7.
Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh
Berbeda.
Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda RA, “Para pemilik harta
makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian
kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka
memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka,
lalu mereka menemui hadist atau harta itu sedang kita terbebas darinya.”
Syukron... Jazakumullah Khairan Katsiir ^,^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar