Biasmillahirrahmanirrahim

Jumat, 06 April 2018

Menjadi Kaya dengan Qona'ah


Bismillah....


السلام عليكم ورحمة الله وبركته.....  
                          
Alhamdulillah atas segala nikmat dari Allah SWT sehingga Alisha bisa memberikan goresan tulisan dalam bentuk ketikan ini setelah sekian lama walaupun tulisan sebelumnya hanya sebuah kisah, bisa juga curhatan seorang santriwati yang dramatis :D . Kali ini Insya Allah Alisha ingin ngepost nih tentang materi keislaman mengenai sifat Qona’ah. Alhamdulillah ketika Alisha merasa cukup dalam apapun, walaupun masih kuliah gitu ya belum bisa menghasilkan sendiri, tapi ada aja gitu jalan untuk mencukupi ini itu dalam serba serbi anak kuliahan. Udah... intinya sih merasa cukup aja. Yaa cukup-cukupin eheheh. Sebelum ke materi, yuk intip pengalaman aku terlebih dahulu :D
Aku pernah ngalamin nih yang namanya diatas dan dibawah. Ketika keluarga ku dilimpahkan harta, segala sesuatu itu ngerasa aja ada yang kurang gitu. Terus mikirin pengen apa pengen apa yang terkadang lupa bersyukur kalau udah menggapainya. Gitu ajaaa terus sampai tiba dimana aku dalam posisi yang menurut ku itu menjadi level yang memang tak mengenakan. Awal mula pasti kita kaget yaa dalam keadaannya. Namun, ketika seperti ini aku merasa Alhamdulillah jadi lebih banyak bersyukurnya, ada jalan bayar ini itu sebagai anak rantauan ehehe. Naaaah kalau sudah seperti itu kan kita jadi merasa kaya yaaaa karna dengan kecukupannya itu. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, yang selalu melihat keatas tanpa melihat kebawah sehingga kita merasa miskin karna melihat kepada orang-orang yang lebih mencukupi dan melimpah harta dalam kehidupannya.
Ko bisa sih shaa??? Cukup dalam keadaan krisis...
Aku pernah diajarkan bagaimana sikap kita jika kita hidup dalam kehidupan yang susah. Seberapapun harta yang kita punya, ingat, bahwa itu bukanlah milik kita sepenuhnya. Ada hak orang lain dengan apa yang kita punya. Disitulah Allah akan melimpahkan berlipat-lipat sehingga kita selalu merasa dalam keadaan berkecukupan. “10% milik orang “ seperti itulah kata ustadz fiqih aku di Aliyah. Subhanallah....
Naah... aku punya materi niyy mengenai Qona’ah. Ada sedikit goresan mengenai Qon’aah yaitu bagaimana sih kita memperoleh rasa Qona’ah itu dan bisa menjadi kaya dengan Qona’ah. Yuk mari... Bismillah...
Menjadi Kaya dengan Qona’ah
Manusia memang tidak mudah untuk meyakini bahwa dengan apa yang telah diraih di dunia ini adalah cukup. Terkadang ketika kita telah diberikan nikmat, lupa akan bersyukur kepada Allah SWT, bahkan selalu ada rasa kurang puas, sehingga rasa ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dari pada yang telah diraih, terus menggebu-gebu.
Dunia tempat singgah sementara telah membuat nafsu manusia, harta, tahta banyak mengelabui langkah-langkah kita sehingga melupakan akhirat yang abadi. Padahal dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah, akan terasa indah jika kita selalu menysukuri nya. Begitu juga akan menghatarkan kita kepada kecukupan (Qona’ah) untuk menggapai kekayaan di dunia dan akhirat.
Qona’ah akan diperoleh dengan cara:
1.      Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala
Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiap yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia memiliki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.
2.      Yakin bahwa Rizki Telah Tertulis.
Hadist dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu disebutkan sabda Rasulullah SAW di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan ), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. Al-Bukhori, Muslim, dan Ahmad)
3.      Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung.
Terutama  sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “ Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu) : “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “ (QS. Fathiir:2 )
“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Yunus )
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh )”. (QS. Huud:6 )”
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempiitan.” (QS: ath-Thalaq:7 )
4.      Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki
“ Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggalkan  sebahagian mereka atas sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf: 32)
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagiaan kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS Al-An’am:165)
5.      Banyak Memohon Qona’ah kepada Allah.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling  banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah SWT agar diberikan qana’ah, beliau berdoa, “Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR. al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi)
Dan karena saking qana’ahnya, Beliau tidak meminta kepada Allah kecuali sekedar cukup untuk kehidupan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau. “ Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)
6.      Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia
Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dan kamu jangan lah melihat orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikat Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
7.      Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda.
Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda RA, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hadist atau harta itu sedang kita terbebas darinya.”

Syukron... Jazakumullah Khairan Katsiir ^,^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar